Coba mengenal pelajaran dalam berinvestasi saham
Menghitung harga wajar emiten saham dan menentukan apakah saham tersebut tergolong mahal atau murah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti:
1. Price to Earning Ratio (PER) : PER adalah rasio antara harga saham dengan laba per saham. PER yang rendah menunjukkan bahwa saham tersebut murah, sedangkan PER yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut mahal.
2. Price to Book Value (PBV) : PBV adalah rasio antara harga saham dengan nilai buku per saham. PBV yang rendah menunjukkan bahwa saham tersebut murah, sedangkan PBV yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut mahal.
3. Dividend Yield : Dividend Yield adalah rasio antara dividen per saham dengan harga saham. Dividend Yield yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut murah, sedangkan Dividend Yield yang rendah menunjukkan bahwa saham tersebut mahal.
Capital Gain
Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pembelian. Capital Gain dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Capital Gain = (Harga Jual - Harga Beli) / Harga Beli x 100%
Waktu yang Baik untuk Jual Saham
1. Saham Overvalued : Jika saham sudah mencapai harga yang terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan fundamental perusahaan, maka itu adalah waktu yang baik untuk menjual saham dan mengunci keuntungan.
2. Perlu Dana secepatnya : Jika Anda membutuhkan dana untuk keperluan yang sangat penting dan urgent, maka itu adalah waktu yang baik untuk menjual saham.
3. Perubahan Fundamental : Jika fundamental perusahaan berubah menjadi lebih buruk, Contoh aset perusahaan macet lebih besar signifikan dari aset lancar , Hutang perusahaan semakin membesar dan laba bersih turun lebih 50% , Banyak di tinggalkan Investor nya , Scandal kasus manipulasi maka itu adalah waktu yang baik untuk menjual saham.
Waktu yang Baik untuk Top Up Saham
1. Saham Undervalued : Jika saham sudah mencapai harga yang terlalu rendah dan tidak seimbang dengan fundamental perusahaan, maka itu adalah waktu yang baik untuk top up saham.
2. Fundamental Kuat : Jika fundamental perusahaan kuat dan prospeknya cerah, maka itu adalah waktu yang baik untuk top up saham.
3. Harga Rendah : Jika harga saham sudah mencapai level yang rendah, maka itu adalah waktu yang baik untuk top up saham.
Contoh:
PT. ABC memiliki harga saham Rp 1.000, laba per saham Rp 100, dan nilai buku per saham Rp 500. PER PT. ABC adalah 10x, PBV adalah 2x, dan Dividend Yield adalah 5%. Jika Anda membeli saham PT. ABC dengan harga Rp 1.000 dan menjualnya dengan harga Rp 1.500, maka Capital Gain Anda adalah 50%.
Dalam contoh ini, PT. ABC memiliki PER yang relatif rendah, PBV yang relatif rendah, dan Dividend Yield yang relatif tinggi, sehingga saham PT. ABC dapat dianggap murah. Jika Anda ingin top up saham PT. ABC, maka itu adalah waktu yang baik karena harga saham sudah mencapai level yang rendah.
Baca juga : Sanitary produk TOTO dan prospek jangka panjang nya
Baca juga : Konsep dasar yang harus di pahami calon investor
